Kalau ditanya apa yang diinginkan oleh seseorang dalam hidupnya, tentu saja akan sangat beragam jawabannya. Ada yang ingin menjadi pengusaha yang sukses, pedagang yang sukses, petani yang sukses, pegawai yang sukses dan hal-hal lain yang bersifat kesuksesan. Selain tujuan yang spesifik, ada juga yang menetapkan tujuan lebih luas seperti bahagia di dunia dan bahagia di akherat, berguna bagi bangsa, dan negara serta masih banyak jawaban yang mirip-mirip seperti itu.
Lalu bagaimana dengan diri Kita. Sudah jelaskah tujuan dalam hidup ini. Sudahkah kita tetapkan tujuan yang konkret atau masih kabur dan bingung. Agar tidak berlarut-larut dalam kebingungan, saya tulis lima paradigma sukses yang mungkin akan membantu Anda menentukan tujuan Anda selama ini.
Paradigma 1 : Sukses vs Bahagia
– Banyak yang mengejar sukses untuk menjadi bahagia
– Tetapi banyak yang sudah sukses tidak merasa bahagia
– Bahagia tidak tergantung seberapa sukses diri Anda, tetapi tergantung dari Sikap Anda terhadap kesuksesan itu sendiri.
Paradigma 2 : Sukses Dunia vs Sukses Akherat
– Sukses Dunia lebih bersifat materi
– Sukses Akherat lebih bersifat non materi
– Banyak yang memilih Sukses Dunia daripada Sukses Akherat
– Tetapi lebih banyak lagi yang memilih Tidak Sukses di Dunia dan Tidak Sukses Akherat karena tidak mau menjalankan prosesnya.
Paradigma 3 : Teori Sukses vs Praktek Sukses
– Banyak yang sudah tahu teori sukses, tapi bingung dalam prakteknya
– Banyak yang tidak tahu teori sukses, tapi sukses dalam prakteknya
– Tapi lebih baik mengetahui teorinya, sambil mempraktekannya sedikit demi sedikit.
Paradigma 4 : Sukses sebagai Proses vs Sukses sebagai Hasil
– Sukses sebagai Proses lebih penting daripada Sukses sebagai Hasil
– Tetapi Sukses sebagai Hasil lebih diakui daripada Sukses sebagai Proses
– Sukses tanpa Proses adalah Perjudian
Paradigma 5 : Sukses Individu vs Sukses Bersama
– Adalah baik menjadikan diri sukses
– Tapi lebih baik menjadikan diri dan orang lain sukses
– Lebih banyak sukses diri diawali dengan mensukseskan orang lain dahulu
Duh aya lima nya Kang? Ayi mah kanggo ngawujudkeun paradigma nu kahiji oge masih dumaligdeug keneh yeuh
Hatur nuhun Kang.
Wilujeng saum Ramadan, mugi sukses dugi ka tuntasna. Amin!
hatur nuhun kang, mangga bade nambihan paradigma ka genep, katujuh saterusna… diantos
Meninggalkan jejak demi menjalin ukhuwah 🙂
Sala, dan sukses selalu. Amin!
hatur nuhun kang, ngaduakalian….dgn nama yg berbeda hehehe
sedikit tapi menyentil nih tulisan.
saya sampai bingung ingin memilih jenis paradigma sukses yang mana.
yang jelas, melakukan koreksi untuk langkah selanjutnya..
terimakasih mas Fadly, semoga langkah selanjutnya makin sukses. amin
kalo saja saya dikasih sukses tanpa proses saya anggap barokah Kang. Mosok sih harus saya tolak ?
setuju pa Heri jangan ditolak… kecuali nolak calon istri kedua ….hehehe
paradigmanya dalem banget mas…. tp ok banget. karena terkadang kita sering kali kerja asal2an tanpa memikirkan paradigma kerja kita hingga sedalam itu.. hehe
terimakasih mas Agus, tambahan paradigma kerja-nya silakan dilanjut mas
Salam Kenal dariku, artikel menarik 😀 Sekalian mau bilang Met Puasa bagi yang puasa. Met sejahtera bagi yang gak njalanin. Semoga selamat & damai dimuka Bumi. Amin 😀
Terimakasih Mas atas kunjungannya, salam kenal juga
salam kenal mas….
saya suka dengan artikelnya hehehe.. banyak yang tau teori tapi gak bisa prakteknya….. teori tanpa praktek hasilnya 0 praktek tanpa teori bagai bangungan tanpa fondasi..
terimakasih mas Arief atas tambahan penjelasannya
akan saya pelajari lebih lanjut… thanks bro…. salam kenal…
terimakasih mas, salam kenal juga
terima kasih artikelnya mas… saya masih jauh dari sukses tapi semoga sudah tepat dijalur menuju sukses. amiin
terimakasih kunjungannya, semoga apa yg dicita2kan mbak akan tercapai. Amiin
Masih adakah orang yang mau sukses bareng-bareng di tengah semangat individualisme?
tetap ada mas, contoh kecilnya kalau bisnis kita sukses pasti ada yang terbawa sukses oleh kita apakah itu partner bisnis, keluarga, investor atau bahkan pegawai kita. Apalagi dalam bisnis MLM, faktor kolektivitas sangat diperlukan.
[…] dalam serambi | Tag: Ramadhan, Hati Bersih, Hati Kotor « Lima Paradigma Sukses This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink. ← Berlebihan Dalam […]
Bagus! semoga semua makin sukses, Salam kenal!