Banyak hal yang terjadi di kehidupan kita, ada yang manis ada juga yang pahit. Semuanya berputar bagaikan bola yang menggelinding di lapangan, kadang melambung tinggi, kadang melesat lurus, tetapi terkadang juga jatuh menghunjam.
Dengan berbagai pola kehidupan seperti itu, apakah kita kapok untuk melanjutkan hidup, saya kira tidak, semuanya dijalani saja. Tak ada kegembiraan secara terus menerus kala kita mendapatkan kesuksesan dan juga tak ada tangisan yang berkepanjangan kala kita mendapatkan kegagalan.
Namun dari sekian pengalaman hidup ini, ada beberapa yang mungkin jadi penyebab penyesalan. Kita sering bertanya kenapa tidak dilakukan lebih awal.
Kenapa dahulu tidak terpikir. Kenapa baru sekarang?
Beberapa hal yang mungkin pernah disesali dalam kehidupan seseorang diantaranya :
1. Usaha
Mungkin saat ini ada yang sedang menjalankan usaha sendiri secara penuh tetapi banyak juga yang masih sambilan. Bagi sebagian orang yang melakukan usaha sambilan, mungkin pekerjaan yang dijalankan selama ini secara finansial, tidak ada masalah. Rumah, mobil dan sekolah anak-anak sudah cukup terpenuhi termasuk juga jaminan kesejahteraan pada saat pensiun kelak.
Tetapi ternyata hal ini tidak cukup untuk menghentikan sebagian orang untuk terjun ke dunia usaha. Walaupun tidak ada kata terlambat untuk memulai, tetap saja ada rasa menyesal mengapa tidak sejak awal untuk memulai usaha.
Mungkin karena dari sejak kecil, tidak ada dorongan sama sekali dari orangtua, saudara maupun teman-teman untuk memulai usaha, sehingga tidak terpikir oleh kita untuk menjadi seorang pengusaha.
Menurut Om Bob Sadino, untuk menjadi seorang pengusaha yang berhasil membutuhkan empat tahapan tertentu yaitu diawali dengan tahapan tahu, kemudian bisa, setelah itu terampil dan yang terakhir ahli.
Kelihatannya sederhana proses tersebut. Namun kalau melihat realitas untuk melewati tahapan-tahapan itu biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang bahkan bisa mencapai 10 sd 20 tahun.
Tengok saja pengusaha-pengusaha papan atas Indonesia, rata-rata sudah memulai bisnis lebih dari 20 tahun yang lalu
Oleh karena itu, sangat wajar kiranya, poin penyesalan yang pertama yang sering dialami oleh kita adalah masalah usaha ini.
2. Sekolah
Sebagian besar orang menyebut bahwa sekolah adalah gerbang menuju kesuksesan, tetapi sebagian kecil lagi mengatakan tanpa sekolah pun seseorang bisa sukses. Dua-duanya benar, tapi secara logika orang yang berilmu seharusnya lebih cepat berhasil daripada orang yang tanpa ilmu.
Untuk menjadi sukses, ilmu tidak sekedar untuk digali saja tetapi menjadi modal utama untuk berkarya baik sebagai pegawai maupun untuk menjadi seorang entrepreuneur.
Ada anekdot dalam suatu lulusan perguruan tinggi. Lulusan dengan status IPK Cum Laude, biasanya mendapat penawaran untuk menjadi seorang dosen dan berkesempatan menjadi seorang Profesor atau Doktor.
Kemudian bagi lulusan yang memiliki IPK Sangat Memuaskan, punya peluang besar untuk seorang menjadi pegawai. Dan bila karirnya cemerlang, sangat mungkin untuk menjadi seorang direktur utama sebuah perusahaan.
Lalu bagaimana dengan mereka yang lulus dengan IPK yang pas-pasan. Karena sangat sulitnya memperoleh pekerjaan. Mereka memutuskan untuk memulai usaha sendiri. Sedikit demi sedikit, halangan dan rintangan sebagai seorang pengusaha terlewati.
Dan akhirnya dengan ketekunan dan kerjakerasnya, mereka bisa sukses menjadi seorang pengusaha besar dan bisa merekrut lulusan-lulusan perguruan tinggi dengan IPK yang terbaik
Disinilah penyesalan bisa saja terjadi, kenapa pas kuliah dulu..IPK ku bagus..hehehe.
Namun selain tiga nasib di atas, lebih banyak lagi yang tidak berhasil melewati jenjang sekolah dan menjadi kelompok yang terpinggirkan di masyarakat. Alasannya beragam, ada yang kekurangan biaya, tetapi ada juga karena ulahnya sendiri. Kesemuanya itu, bisa menjadi penyesalan tersendiri bagi seseorang terutama yang tidak bisa maju dengan usahanya sendiri.
3. Pasangan Hidup
Ada pepatah, Jodoh di tangan Tuhan. Benarkah demikian. Wallahu Alam Bishawab. Namun tetap saja manusia mempunyai kewajiban untuk melakukan ikhtiar untuk mewujudkan segala cita-citanya termasuk untuk memperoleh pasangan hidupnya.
Bagi mereka yang dijodohkan, tidak ada kata lain selain menerima kelebihan dan kekurangan pasangan kita. Karena keputusan tidak di tangan kita, mungkin rasa penyesalan tidak sebesar apabila kita memilihnya dari awal.
Sebagian besar orang, pasangan hidup dipilih sendiri melalui persetujuan orang tua. Namun mungkin ada beberapa orang juga yang berani tetap bersama pilihannya walaupun tanpa ada restu dari orang tua.
Namun dalam perjalanan waktu, borok-borok kita dan pasangan kita mulai kelihatan. Banyak perbedaan dan kesalahpahaman terjadi hingga menimbulkan konflik terus menerus. Hal inilah yang menyebabkan penyesalan bagi seseorang, kenapa tidak dipertimbangkan secara matang pada saat memilih pasangannya dulu. Mengapa baru ketahuan sekarang.
Itulah sebagian kecil dari penyebab penyesalan yang pernah terjadi dalam hidup kita. Ketiga penyebab penyesalan di atas, mungkin pernah terlintas di pikiran kita. Namun bagi mereka yang bijaksana menyikapi hidup, tidak ada kata menyesal dalam hidup ini. Bagi mereka selalu ada harapan terbentang di hadapan mereka. Hidup, jalani saja. Tetapi tetap lakukan yang terbaik dan selalu berubah untuk menjadi yang lebih baik.
Point 1 dan 2 Mudah2an walau pernah gagal namun lia tidak mau menyesalinya pak.. karena hasil yang ada skrg lebih besar ketika lia mencoba bangkit dr peraan sesal itu ^_^
Mudah2an kalo pasangan hidup jangan disesali ya pak…
heheheh karenanya harus benar2 beserah kepadaNya bahwa apapun masalah kedepannya nanti itu adalah yang terbaik ( halahhh sok teu nih lia 😆 )
Setuju dengan Lia –
penyesalan bagaimanapun harus bisa dijadikan pelajaran agar lebih baik kedepannya.
mbak Lia masih muda, masih banyak hal yang bisa dikerjakan agar lebih baik dari generasi sebelumnya….hehehe
Penyesalan memang hal yang wajar terjadi pada diri manusia. Namun, menyesal ya… sesesal-sesalnya aza, tidak berlebihan, hal terpenting adalah mengambil pelajaran.
Hanya satu yang WAJIB MENYESAL dalam hidup, yaitu menyesali perbuatan dosa, dan agar tidak menyesal tentunya kita harus berupaya menghindari dosa itu hehehe… 🙂
Ma’a Najah, Mas!
betul sekali kang, menyesal akan dosa adalah syaratnya taubat…tks atas masukannya
wah sekolah mungkin iya, dan pasangan hidup mudah2an saya gak mengalami 🙂
mudah2an semuanya lancar dan mencapai apa yang dicita2kan. amin
jangan pernah menyesali hidup karena sudah ada yang mengatur,
rejeki ,umur, jodoh. salam kenal kang,kunjungan pertama.
benar pa,
salam kenal juga
yang namanya perasaan kan mirip jalangkung, datang tak diundang, pergi gak bilang2. Termasuk juga perasaan menyesal.
Yang perlu diwaspadai sebenarnya adalah efek dari penyesalan yg terjadi. Misal, menyesal ttg usaha berefek jadi meningkat semangatnya utk mengejar ketertinggalan, ini penyesalan bagus kan ?
Tapi menyesal ttg sekolah yg berakibat jadi mudah menyerah dan mengasihani diri, ini penyesalan buruk.
Lalu menyesal ttg pasangan hidup gara2 sikapnya yg buruk dan berakibat ingin kawin lagi,…. saya nggak tahu ini baik atau buruk ya, hehehe
mantap pa komentarnya, jadi kesimpulannya gimana nih baik atau buruk….
Mendingan PR buat postingan selanjutnya…hehehe
rasa sesal pasti ada…namun jangan sampai rasa sesal itu menjadi penghambat kita…
s7 mas, rasa sesal bagaikan jamu yang pahit namun kalau disikapi positip akan bermanfaat buat kehidupan kita..trims
[…] ini saya buat bukan sebagai bentuk penyesalan seperti yang ditulis Kang Aas di blognya. Apalagi penyesalan terhadap masa lalu yang sudah tak mungkin diubah. Bukan juga sebagai […]
menyesal juga merupakan perasaan ingin mendapat atau melakukan hal yang lebih baik…. jadi.. tergantung situasi dan kondisi… adakalanya menyesal memang merupakan gerbang dari kehidupan yang lain.
bagi saya, menyesal tuh manusiawi… jadi jalani aja apa adanya… dan yang terpenting..jangan terpuruk dalam satu kondisi secara ber larut larut.
jalani aja yang mbak, toh kehidupan terus berputar, dan harapan selalu ada asal kita bangkit dan tetap berikhtiar. tks atas masukannya.
kalau ngomongin tentang menyesal jadi takut nih….
takut menyesal di kemudian hari…heheh
nice post lah…
salam kenal… 🙂
jangan takut menyesal nanti ngga pernah melangkah…hehehe
terimakasih sudah berkunjung.
Saya baca artikel ini. Jujur, ngakak puoll di tengah2nya. .
Kenapa saya lulus dengan caumlaude kalo hanya jadi pegawai. .hehe.
ngga apa2 cum laude dan jadi pegawai. Mudah2an bisa menjadi pegawai yang cum laude (direktur) dan setelah pensiun menjadi pensiun yang cum laude (pengusaha) juga. Hehehe
Mudah2an saya selalu dihindari dari perasaan menyesal. Menyesal melemahkan energi. Saya selalu bermohon, semoga terhindar dari perasaan susah yang menyesakkan dada dan dari rasa duka cita. Inspiratif post…! 🙂
terimakasih atas masukan dan inspiratif comment-nya mas.
setuju banget!
kita musti konsekuen dengan pilihan kita.
salam kenal mas ^^!
semoga sukses selalu
salam kenal juga mas. Terimakasih sudah berkunjung.